Dear, diary..
Itu hari sabtu. Ya,malam minggu. Sebelumnya aku belum pernah merayakan malam minggu seseru waktu itu.
Oh iya,akhirnya aku memilih salah satu dari teman laki-lakiku. Orang yang kupilih itu,yang mengantarku pulang dan pergi. Dia tidak sekelas denganku. Tapi saat itu,tidak tau kenapa aku jadi memikirkan Alan. Alan itu salah satu teman yang menawarkan dirinya untuk mengantarkan ku ke pensi,dan mengantarkanku ke rumah. Tapi lagi pula,ku pikir benar aku tak berkata “iya” untuk tawaran Alan mengantarku. Karena Alan sibuk,aku tau itu. Ia menjadi salah satu orang yang ikut berpartisipasi di pensi itu. Alan pasti sibuk.
Aku terus ngamatin orang-orang berbaju putih,apalagi laki-laki berbaju putih. Karena Alan dan anak-anak yang ikut berpartisipasi dipensi pakai baju putih,jadi dia pasti pakai baju putih. Disamping itu,aku terus kesakitan. Kakiku sakit,aku salah pakai sepatu. Sepatu yang kupakai tidak cocok di pakai ke acara pensi seperti itu. Kakiku lecet,kulitnya mengelupas. Perih. Tapi anehnya,hanya kaki kiriku yang sakit.
Aku kadang jalan sama temen-temen perempuanku buat nyari makanan ringan,dan itu nyakitin kakiku banget. Kalau buat jalan,kakiku terasa perih. Kulit kakiku makin mengelupas. Jadi intinya,buat jalan kaki ku sakit banget.
Dan... Setiap aku ketemu teman sekelas atau teman yang aku kenal di situ,aku selalu nanya..
“kamu tau Alan dimana?”
. Karena aku terus-terusan cari dia. Aku ingin tau kalau keadaannya baik-baik
saja dan tak marah padaku karena aku menolak untuk diantar olehnya. Sebab dia
terlihat ingin sekali mengantarku. Aku enggak tau napa,saat nolak tawaran orang
lain aku biasa aja. Tapi kok saat nolak tawaran Alan,rasanya aku jadi gak enak.Ini aneh,aku tau itu.
Lagi pula,sempat aku bertemu temen yang ku kenal lainnya. Mereka malah bilang gini,
"Nindy.. kamu dicari Alan.."
Jadi apa intinya? Kami saling cari atau gimana ya?
Lagi pula,sempat aku bertemu temen yang ku kenal lainnya. Mereka malah bilang gini,
"Nindy.. kamu dicari Alan.."
Jadi apa intinya? Kami saling cari atau gimana ya?
Lama waktu berlalu, itu sudah pukul 9 malam lebih. Di selah rasa perih di kakiku,aku mulai mengantuk,tapi ini pensi yang luar biasa. Aku tak boleh melewatkan tiap momen disini,pensi ini hanya terjadi setahun sekali. Lalu tiba-tiba ada yang menepuk bahuku, saat aku berdiri di dekat teman-teman perempuanku. Aku menoleh,dan ternyata dia Alan.
“Kamu kenapa? Gak
kenapa-kenapa,kan?” ucapnya dengan nada ngos-ngosan. Dia terlihat seperti habis
lari-lari.
“Aku gak
kenapa-kenapa. Kok kamu nanya gitu?” jawabku heran. Aku bisa mendengar suara
nafasnya yang terdengar cepat.
“Tadi beberapa temen
bilang kamu nyari aku. Aku kira kamu kenapa-kenapa,makannya aku langsung nyari
kamu” Kata dia serius. Aku tau Alan serius,Alan bahkan tidak memalingkan
pandangan saat bicara,sorotan matanya serius,tulus.
“Em.. kakiku sakit..
“ Ucapku kearah Alan dengan sedikit mengalihkan pembicaran. Kaki ku terasa perih,kaki ku lecet. Kulitnya
mengelupas,seperti robek gara-gara sepatuku.
Lalu dia gandeng aku. Gandeng erat dan bawa aku ke pinggir tempat pensi. Kami jalan berdua,terus setelah sampai dia bicara..
“Yang mana? Sini aku
lihat. “
Aku duduk di rumput-rumput. Pensi sekolahku diadakan di
lapangan bola sekolah. Sekarang aku di pinggir lapangan sama Alan. Aku
malu-malu nunjukin luka di kakiku yang muncul hanya gara-gara salah sepatu.
Tapi Alan terus-terusan minta aku nunjukin luka lecetnya. Akhirnya aku
tunjukin..
“Ini yang sakit.. “
Ucapku sambil menunjuk kaki kiriku,dan membuka sepatuku.
Dia ngamatin kakiku, dan bilang “Ck ck ck..Pasti sakit.
Lagian udah tau pensi kayak gini,kamu pake sepatu kayak gitu”. Tiba-tiba dia
ngoceh-ngoceh ke aku sambil ngebuka sepatu kirinya,lalu ngelepas kaos
kakinya,dan ngasih kaos kaki itu ke aku.
“Ini, pake.. “
ucapnya sambil ngasih kaos kaki hitam yang habis dia pakai itu.
“Hah?” balasku
singkat dengan muka enggak percaya.
“Kamu mau tetep
kesakitan kayak gitu dan gak bisa jalan, apa pakai kaos kakiku tapi sakitnya
jadi mendingan?” Itu kata Alan.
Aku enggak jawab apapun,tapi aku langsung ambil kaos kaki
yang ada di tangannya itu lalu memakainya. Aku tak berfikir bahwa memakai bekas
kaos kaki orang lain yang udah dipakai seharian adalah hal yang menjijikkan.
Alan benar,lebih baik aku pakai kaos kakinya. Kakiku lecet,kulitnya
mengelupas,sedikit berdarah,perih,memerah. Selain itu, Alan juga nyaranin aku buat langsung ngobatin kakiku pas udah sampai rumah.
Benar kata dia,sakitnya mendingan. Kemudian Alan ngajak aku
makan,tapi aku lagi gak laper. Secara enggak langsung aku bilang ke dia kalau enggak usah beliin aku apapun. Tapi aku keceplosan. Aku bilang,aku hanya butuh minum,aku haus. Enggak taunya
dia bilang.. “bentar ya,tunggu sini..”. Aku bingung harus gimana. Aku hanya mengangguk. Sungguh orang yang baik,Alan.
Dia benar-benar membantu orang yang sedang kehausan tapi kekurangan uang untuk
membeli minum. Apalagi minuman dan makanan di pensi itu mahal-mahal.
Tak lama kemudian Alan datang,memberiku minuman. Aku
menyambutnya senang. Alan baik,Alan baik,Alan baik. Dia baik. Aku kaget kenapa
teman-temanku kira dia jahat. Alan dibenci beberapa teman-temanku. Mereka
bilang Alan tak baik.
Setelah itu,aku minta Alan mengantarku ke teman-teman
perempuanku tadi. Aku takut mencari teman-temanku tadi sendirian di keramaian. Alan
mengantarku,sampai aku menemukan teman-temanku tadi. Aku tersenyum hangat ke
Alan. Terimakasih Alan, kamu baik banget,.
Lalu waktu sudah menunjukkan jam 12 lebih. Aku pulang.
Ya,waktunya aku pulang. Aku terus nengok ke laki-laki yang berbaju putih.
Berharap salah satu dari mereka adalah Alan. Tapi dia gak ada. Kata Alan kalau aku butuh dia,dia ada
di tempat yang dia tunjukin ke aku itu,yang barusan aku amatin. Tapi Alan enggak ada. Lagian aku tau Alan
bohong,Alan dan anak-anak yang berpartisipasi di pensi kan sukanya
keliling-keliling kayak patroli. Padahal aku tau mereka gak lagi patroli. Sampai
akhirnya aku pulang tanpa ketemu dia lagi. Aku pulang sama orang yang tadi
jemput aku dari rumah. Katanya dia suka sama aku. Dari matanya juga kelihatan.
Jadi aku baru sadar,temen-temen laki-laki yang nawarin buat
nganter dan jemput aku itu kan yang katanya dan ngakunya suka sama aku. Aduh.
Aku baru sadar.
Oh iya,lalu di hari seninnya aku bawa kaos kaki yang Alan
pinjamkan ke aku. Ku cuci kaos kaki itu,sekarang baunya wangi. Alan terlihat senang
dapat kaos kaki itu,lalu dia cium bau kaos kaki itu. Dia tersenyum dan bilang,kalau
itu wangi. Alan juga bilang,enggak akan pakai kaos kaki itu. Itu buat
kenang-kenangan.
Aku balas senyum Alan. Senyum tulus.
Aku enggak mau cepat-cepat menyimpulkan. Tapi,aku rasa ada
perasaan yang berbeda saat aku dekat sama dia.
Ya,dekat sama dia.
Kalau aku jadi suka Alan, gimana dong? Kata temen-temen Alan gak baik orangnya. Enggak baik buat aku. Aku enggak tau kenapa.
Apa temen-temen salah,ya?
Hm, tapi yang jelas aku enggak akan lupa sama hari itu. Malam minggu saat acara pensi sekolah, waktu aku sama Alan.
-Nindy, 24 September 2012-
Apa temen-temen salah,ya?
Hm, tapi yang jelas aku enggak akan lupa sama hari itu. Malam minggu saat acara pensi sekolah, waktu aku sama Alan.
-Nindy, 24 September 2012-